Live Streaming Muktamar Khilafah 2013 Jakarta

Saksikan Live Streaming Muktamar Khilafah 2 Juni 2013 Gelora Bung Karno, Jakarta

Aksi Rampak Bedug Muktamar Khilafah Sumut 26/5

Semarak Aksi Rampak Bedug Muktamar Khilafah Sumut 26/5/13. Dukungan kaum muslimin semakin besar terhadap tegaknya Khilafah

Dukungan Warga Medan Terhadap Syariah dan Khilafah

Stadion Teladan 26 Juni 2013 Menjadi saksi Dukungan Warga Medan Terhadap Syariah dan Khilafah

Jejak Syariah dan Khilafah di Sumatera

Gema syariah dan khilafah di Nusantara kian nyaring terdengar. Bahkan menurut sebuah harian Ibukota, diberitakan bahwa beberapa waktu lalu digelar debat terbuka di kampus Unpad Bandung bertemakan penerapan syariat Islam dengan pembicara dari Tokoh Islam, M. Ismail Yusanto dan fungsionaris Parpol Nasrani, Pdt Ruyandi Hutasoit.

Halqah Islam dan Peradaban

Pengamant Politik USU : Umat Islam harus pilih Ideologi Islam

Thursday, February 7, 2013

Apa Beda Nahdhah dengan Partai Sekuler

Tunisia Akan Terima Bantuan IMF : “Apa Beda Nahdhah dengan Partai Sekuler ?”

Mediaumat.com. Kemenangan partai Islam An Nahdhah di Tunisia, tidaklah ada artinya bila sampai rezim pemenang Arab Spring itu menandatangani pinjaman riba dengan dana moneter internasional (IMF). Lantas, apa beda An Nahdhah dengan partai sekuler ?
Dalam Islam adalah sudah sangat jelas segala bentuk pinjaman dengan bunga adalah riba. Tidak hanya itu, bantuan hutang sudah dimaklumi merupakan alat politik Barat untuk menguasai negeri Islam.
Saat ini, Tunisia mendekati kesepakatan dengan IMF untuk pinjaman siaga 1,78 miliar dolar AS guna melindungi ekonomi dari guncangan eksternal. Negosiasi pengaturan pinjaman siaga berada pada “tahap lanjutan,” kata Amine Mati, kepala misi IMF untuk Tunisia, setelah pertemuan bulan lalu dengan pemerintah Tunisia.
Amine Mati pun menyatakan dalam minggu-minggu mendatang, misi akan terus bekerja dengan pihak berwenang Tunisia untuk menyelesaikan pengaturan pinjaman siaga yang mendukung program ekonomi Tunisia untuk dipresentasikan kepada Dewan Eksekutif IMF pada Maret 2013.[] Joko Prasetyo

 

Janganlah Anda Takut terhadap Ancaman Intervensi Militer oleh Obama


بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai Kaum Muslimin di Suria: Janganlah Anda Takut terhadap Ancaman Intervensi Militer oleh Obama. Obamalah yang Takut kepada Anda

Obama berkali-kali dituduh, baik di dalam negeri maupun luar negeri, bahwa dia tidak mengerahkan upaya yang cukup untuk mengatasi krisis Suria, dan bahwa dia melakukan intervensi di sana secara negatif. Hal itu menjadi tekanan bagi Obama sehingga mendorongnya untuk mengeluarkan pernyataan pada beberapa hari lalu yang mengungkap sejauh mana kebingungan dan keterpukulan Amerika dalam apa yang disebut sebagai file Suria. Juga mengungkap sampai dimana pemikiran Amerika dalam menyelesaikannya bahkan melakukan tipudaya di Suria. 

Dalam wawancaranya dengan New Republica Amerika pada 27/1 dan program “60 Minutes” pada 28/1, Obama menyatakan: “Ia bersungguh-sungguh melakukan penilaian terhadap masalah intervensi militer Amerika Serikat dalam konflik yang sedang terjadi di Suria”. Ia bertanya-tanya: “Apa yang bisa merealisasi kemungkinan terbaik untuk sistem yang stabil pasca Asad?” Dalam pidato tertulisnya pada 29/1 Obama mengatakan, “Saya telah menyetujui pemberian 155 juta dolar tambahan untuk bantuan kemanusiaan…” Ia menyebutkan bahwa hal itu membuat Amerika Serikat sebagai negara pemberi bantuan kemanusiaan terbesar untuk rakyat Suria. Ia mengatakan, “Rezim Asad akan berakhir. Dan individu-individu bangsa Suria akan memiliki kesempatan untuk membentuk masa depan mereka. Mereka akan terus mendapati Amerika Serikat sebagai partner kontinu.”

Siapa saja yang membaca pernyataan Obama yang berturut-turut itu niscaya menemukan banyak fakta di baliknya. Niscaya menemukan bahwa pemerintahan Obama menyelam di lautan darah di Suria. Pemerintahan Obama berpikir keras untuk melakukan intervensi militer di sana akibat kegagalannya dalam menghancurkan revolusi di Suria. Dan karena pemerintahan Obama melihat bahwa solusi di Suria mengarah ke arah tegaknya daulah al-Khilafah al-Islamiyah. Ini sesuatu yang tidak diperhitungkannya dan tidak disanggupinya. Hal ini dianggap sebagai ancaman hakiki bagi pemerintahan Obama. Perlu dicatat bahwa intervensi militer itu bertentangan dengan slogan yang diusung Obama dan yang dia tetapkan sebagai bagian dari penarikan pasukan dari Afganistan.

Siapa saja yang membaca pernyataan Obama yang berturut-turut itu, niscaya menemukan bahwa pemerintahan Obama berusaha untuk mengadakan rezim/sistem yang lebih stabil untuk Amerika di Suria pasca Asad. Hal itu menunjukkkan sejauh mana perhatian pemerintahan Obama untuk menjadi partner kontinu bagi bangsa Suria dalam merancang masa depan mereka. Kemudian pernyataan Obama untuk memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan seolah-olah itu merupakan respon terdepan terhadap Konferensi Paris pada 28/1 dan konferensi Kuwait untuk donatur internasional bagi Suria yang sedang menderita karena peristiwa di Suria yang digelar hari ini (30/1). Obama ingin mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah donatur paling depan.

Wahai kaum Muslimin yang mukhlis dan bersabar serta beriman di Suria Syam. 

Sejak revolusi Suria meletus melawan kediktatoran keluarga Asad, kita tidak menyaksikan dari Amerika kecuali melakukan konspirasi yang gunung-gunung pun dapat lenyap karenanya, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui antek-antek dan kaki tangannya di kawasan dan di seluruh dunia. Seandainya bukan karena pertolongan Allah kepada kita di dalam revolusi yatim yang agung ini, niscaya kita telah menyerah dan revolusi pun terlantar. Kita katakan kepada oposisi, koalisi dan dewan-dewan Nasional, belum tibakah saatnya Anda menyadari bahwa barat, terutama Amerika, memperalat Anda sekadar sebagai alat tidak lebih? 

Belum tibakah saatnya Anda menyadari bahwa mereka tidak akan rela kepada Anda hingga Anda menyerahkan Suria seluruhnya kepada mereka seperti pada masa keluarga Asad? Dan sungguh kami percaya kepada Allah dan janji kemenangan-Nya. Kami menyampaikan kabar gembira kepada kaum Muslimin bahwa revolusi mereka atas kehendak Allah niscaya menang sebab siapa yang takut kepada Allah, dia tidak takut kepada Amerika. Sebaliknya Amerikalah yang takut kepadanya. Dan kaum Muslimin akan benar-benar mengawasi Amerika. Kaum Muslimin hari ini dalam pergolakan internasional melawan barat, mereka bertambah makin kuat sementara Amerika makin bertambah lemah. Allah SWT berfirman:

]إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ * يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّار[

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tiada berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah la`nat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (TQS Mu’min [40]: 51-52)

19 Rabiul Awal 1434
31 Januari 2013

Hizbut Tahrir
Wilayah Suria

Tuesday, February 5, 2013

Mega Training Inspiring Love for Teacher

Para bapak ibu guru yang hebat

Realitas menunjukkan bahwa pendidikan kita hari ini dihadapkan pada masalah besar.  Berbagai data dan survey menunjukkan bahwa kondisi anak didik kita hari ini berada dalam titik nadir. Menurut hasil survey penyalahgunaan narkoba, akses media porno, tawuran, geng motor, seks bebas, aborsi dan prostitusi didominasi oleh anak usia sekolah. 50 – 60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa (BNN).

Menurut survey (KOMNAS-PA) 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 62,7 persen siswi SMP tidak perawan.  21,2 persen remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film forno.

Tahun 2012  terjadi 139 tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Kasus geng motor juga pelakunya didominasi oleh pelajar.

Melihat fakta-fakta diatas tentu sebagai pendidik kita akan merasa miris. Yang menjadi pertanyaan besarnya adalah sebagai pendidik apa yang harus kita lakukan agar anak-anak didik kita bisa terhindar dari permasalahan diatas?

Lembaga Dakwah Sekolah Hizbut Tahrir Indonesia mempersembahkan sebuah event akbar  yang dedikasikan special untuk para guru dan calon guru, Training Akbar Nasional “Inspiring Love for Teacher”.

Sebuah event yang akan mengupas tuntas bagaimana menjadi “guru yang memukau dan menginspirasi”. Menghadirkan Sang Inspirator Cinta Dr. MR. Kurnia beliau adalah Dosen S2 IPB, Penulis Buku Best Seller Inspiring of love dan DPP HTI. Beliau telah memberikan inspirasi kepada ribuan guru di seluruh Indonesia.

Dalam acara ini bapak dan ibu akan belajar :
Ø  Menjadi sosok guru yang menginpirasi anak didik anda.
Ø  Strategi mendidik generasi yang akan meraih sukses dunia dan akhirat.
Ø  Strategi memahami karakter anak didik anda.
Ø  Strategi menjadi guru yang profesional dalam membentuk pribadi yang unggul, berkarakter dan memiliki  nilai ruhiyah.

Acara diadakan di Aula Martabe Kantor GUBSU Jl. Diponegoro tanggal 24 Februari pkl. 08-12.30 Wib. Tiket hanya 30 ribu, mahasiswa 20 rb.
Acara ini akan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan SUMUT*.

Daftarkan diri Anda dan bergabunglah dengan ribuan guru diseluruh Indonesia yang telah merasakan manfaat luar biasa dari training ini.

Fasilitas doorprice, sertifikat nasional, snack.

CP : 0897 2871 179.
* Dalam konfirmasi.

Monday, February 4, 2013

Silaturrahmi HTI dengan MW KAHMI Sumut

Senin, 28 Januari 2013, DPD HTI Sumut menerima kunjungan bernuansa ukhuwah dari Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Sumut. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Husni Nasution selaku Ketua Harian Kolektif MW KAHMI Sumut dan didampingi jajaran pengurus harian lainnya.  Maksud kunjungan adalah untuk menyatukan langkah ummat Islam dalam meraih kemenangan khususnya dalam perebutan kursi kepala daerah atau pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu). Walaupun tidak dalam rangka mendukung salah satu calon gubernur namun paling tidak ummat Islam memiliki sikap dan kriteria yang sama dalam memilih pemimpin, papar beliau.

Menanggapi harapan dari KAHMI Sumut tersebut, Irwan Said Batubara, Ketua DPD HTI Sumut mengungkapkan tentang visi dan misi HTI Sumut yang merupakan bagian integral dari HT. HTI adalah organisasi politik yang bercita-cita mewujudkan perubahan besar ummat Islam dalam bingkai institusi politik bernama Khilafah. Perubahan besar ini memang berkaitan dengan kepemimpinan ummat yang tentu saja memiliki kriteria syar’i (Muslim, Pria, Baligh, Berakal, Adil, Mampu, Merdeka).  Hanya saja, dalam proses pemilihan kepala daerah, HTI akan tetap konsisten dengan kriteria syar’i dengan substansi kepala daerah penegak syariah. Kriteria atau syarat syar’i ini menjadi panduan bagi kader HTI dalam menyikapi pemilihan kepada daerah.

Senada dengan Irwan Said, Ustd. Azwir Ibnu Aziz menyampaikan bahwa HTI Sumut tidak menginstruksikan kepada Anggotanya agar memilih atau tidak memilih salah satu calon dalam Pilgubsu. Dalam pembinaan, anggota HTI dipahamkan tentang wajibnya mengangkat seorang Khalifah yang akan memimpin kaum muslimin dan menerapkan syariah. Khalifah itu nantinya yang akan mengangkat seorang Wali atau Gubernur untuk memimpin rakyat di daerah.

Konklusi dari diskusi tersebut adalah diperlukan langkah yang lebih sinergis untuk menuju kemenangan ummat Islam dalam meraih kepemimpinan ummat. Di akhir kunjungan, HTI Sumut memberikan souvenir berupa media dakwah HTI kepada MW KAHMI Sumut.

Kunjungan berlangsung dengan suasana hangat dan kekeluargaan. Turut hadir dari HTI Sumut Ustd. Musa (Ketua DPD II HTI Medan), Ustd. Wirman Abu Syauqi (Laznah Fa’aliyah), Ustd. Kholid (Laznah I’lamiyah) dan Ustd. Syaiful Rahman (Laznah Fa’aliyah). Semoga melalui kunjungan ini umat Islam dapat mencapai kemenangan yang hakiki yaitu tegaknya syariah dan khilafah. (sofyan)

Ketika Khilafah Berdiri di Suriah, Bagaimana Cara Khilafah Menghadapi Gempuran Musuh?

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Banyak pihak yang sangsi, jika Khilafah berdiri di Suriah, negeri itu bisa bertahan dari gempuran musuh. Terlebih, jauh-jauh hari sebelum Khilafah berdiri di sana, pasukan koalisi yang dipimpin oleh AS, dengan kapal induknya, ditambah Rusia yang juga sudah menyiapkan kapal induknya, kini berada di perairan Suriah. Belum lagi, dengan kedok NATO, AS, Jerman, dan Belanda telah menyiapkan rudal patriotnya di perbatasan Turki dan Suriah. Ditambah lagi, pengkhianatan para penguasa dan antek-antek AS dan Inggris di beberapa negara ring Suriah, seperti Turki, Iran, Hizbullah di Libanon, Yordania, Qatar dan Saudi. Mungkinkah Khilafah yang baru berdiri di Suriah itu bisa bertahan, dan memenangkan “Perang Salib”?
Meski perlu dicatat, bahwa Khalifah kaum Muslim saat itu jauh lebih hebat daripada penulis, sehingga apa yang penulis tuangkan dalam tulisan ini sekadar serpihan-serpihan dari pembacaan terhadap situasi saat ini, karakter umat Islam di Suriah dan sejarah mereka dan umat Islam di masa lalu.

Situasi Saat Ini

Lambat tetapi pasti, pejuang Muslim (Mujahidin) di Suriah, dari berbagai faksi, telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Suriah, sehingga semakin hari kekuasaan Bashar semakin terdesak, dan membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Setiap saat, dia dan keluarganya terpaksa berpindah-pindah tempat tidur. Kondisi ini tentu bukan hanya dialami oleh Bashar, tetapi juga AS dan sekutunya, termasuk para penguasa boneka di Timur Tengah. Inilah yang membuat AS dan sekutunya itu bekerja keras siang dan malam untuk mengaborsi Revolusi Islam di Suriah, agar gagal mewujudkan cita-citanya menegakkan Khilafah. Jika upaya ini gagal, maka AS dan sekutunya sudah menyiapkan skenario “Perang Salib” yang didukung pasukan koalisi dan antek-antek mereka di kawasan tersebut.

Saat ini, kapal induk AS USS Eisenhower dilaporkan sudah merapat di perairan Suriah, di Laut Mediterania. Kapal perang AS itu membawa delapan skuadron jet tempur pembom dan 8.000 prajurit. Jangkar kapal induk USS Eisenhower itu saat ini sudah ditancapkan di lepas pantai Suriah, bergabung dengan kapal perang USS Iwo Jima yang membawa  2.500 pasukan dengan perlengkapan perang penuh. Pengiriman kapal induk AS ini menyusul keputusan NATO, pada hari Selasa (4/12/2012) untuk menyebarkan sistem rudal Patriot di sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah (Islam Times, 6/12/2012).

Bahkan, jauh sebelumnya, Juli 2012 yang lalu, kapal perang Rusia sudah melakukan konvoi di perarian Suriah (Kompas, 13/7/2012). Ditambah lagi, Rusia juga telah mengirimkan kapal induknya, Kuznetsov, ke Suriah (Siberian Light,  29/11/2011). Bahkan, menurut Global Security, kapal selam kelas Sierra II berukuran panjang 110,5-112,7 meter dengan lebar lambung 11,2-12,3 meter milik AL Rusia juga dideteksi telah masuk wilayah perairan Suriah (CNN, 7/11/2012).

Semuanya ini jelas-jelas menunjukkan ketakutan mereka yang luar biasa terhadap berdirinya Khilafah di Suriah. Jika mereka gagal menggagalkan berdirinya Khilafah, maka mereka sudah siap untuk menggempur Khilafah yang baru berdiri itu dari berbagai penjuru.

Karakter Umat Islam 

 Kaum Muslim di Suriah ini tidak bisa dipisahkan dari induk kaum Muslim di Syam, karena mereka adalah satu. Mereka disebut sebagai Syam ar-Rasul, wilayahnya disebut sebagai Shafwa Biladi-Llah. Keteguhan mereka telah dinyatakan oleh Nabi dalam hadits, bahkan mereka telah dijamin dan dilindungi oleh Allah, melalui lisan Nabi-Nya. Sampai Nabi bersabda, “Idza fasada Ahlu as-Syam la khaira fikum (Jika penduduk Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan di tengah-tengah kalian).” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibn Hibban).

Wilayah ini dahulu dibebaskan oleh Abu Ubaidah al-Jarrah dan Khalid bin al-Walid pada tahun 14 H/637 M di masa Khalifah Umar bin al-Khatthab. Pernah menjadi ibukota Khilafah pada tahun 40-132 H/661-750 M. Dari sinilah, Muhammad bin al-Qasim at-Tsaqafi membebaskan India; Qutaibah bin Muslim al-Bahili membebaskan Samarkand; Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair membebaskan Spanyol; Maslamah bin Abdul Malik mengepung Konstantinopel. Semuanya di era Khilafah Umayyah.

Saat Perang Salib, wilayah ini berhasil dikuasai oleh tentara Salib, dan dibebaskan kembali oleh pasukan Nuruddin az-Zinki dan Shalahuddin al-Ayyubi, kemudian disatukan kembali dalam pelukan Khilafah. Setelah era Khilafah Utsmaniyyah, wilayah ini bergabung dengan Khilafah tahun 1516-1918 M, hingga jatuh ke tangan Prancis tahun 1920 M.

Keistimewaan penduduk Muslim Suriah, sebagai bagian dari Ahl as-Syam, yang dinyatakan dalam hadits Nabi di atas bisa dibuktikan dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina, yang tidak pernah padam, sejak dimulainya pendudukan Israel tahun 1948 hingga saat ini. Kini gambaran itu juga tampak pada perjuangan Mujahidin Suriah, yang sudah memasuki 28 bulan perlawanan mereka untuk menggulingkan rezim kufur Bashar Assad, la’natu-Llah. Selain itu, darah sahabat agung, Abu Ubaidah, Khalid bin al-Walid dan lain-lain, juga darah ksatria agung, seperti Shalahuddin al-Ayubi dan lain-lain juga mengalir dalam diri mereka. Para pejuang Muslim Suriah dan Palestina saat ini adalah cucu-cucu Khalid bin al-Walid; cucu-cucu Abu Ubaidah al-Jarrah; cucu-cucu Shalahuddin al-Ayyubi, dan para ksatria agung di masa lalu. Inilah sejarah agung mereka. Hanya saja, sejarah itu ditutupi oleh penindasan rezim kufur yang ditanamkan di tengah-tengah mereka oleh kaum kafir penjajah.

Karena itu, kaum Muslim di Suriah, sebagaimana di Palestina, Yordania dan Libanon mempunyai potensi yang kuat dan mengakar dalam tubuh mereka darah-darah agung para sahabat dan ksatria agung di masa lalu. Potensi ini, ditambah dengan potensi keimanan yang kuat dalam diri mereka, menjadi pondasi yang kokoh bagi Khilafah di sana. Karena itu, meski secara fisik dan materi, saat ini wilayah tersebut porak-poranda akibat perang, tetapi dengan potensi yang mereka miliki itu, dengan cepat kerusakan tersebut akan bisa dipulihkan. Bahkan, kerusakan itu tidak menghalangi wilayah itu untuk menjadi ibukota Khilafah kembali. Inilah yang dinyatakan oleh Nabi, “Uqru dar al-Islam bi as-Syam (Pusat negara Islam itu ada di Syam).” (HR at-Thabrani)

Strategi Khilafah Menghadapi Musuh

 Dengan potensi seperti ini, persyaratan dasar bagi tegaknya Khilafah di suatu wilayah bisa terpenuhi. Tinggal bagaimana Khilafah mempertahankan kekuasaannya dari gempuran musuh-musuh yang kini sudah siap menyongsong Perang Salib berikutnya itu? Dilihat dari peta wilayah, saat ini AS, Rusia dan sekutunya telah memarkir kapal induknya di perairan Suriah, berbatasan dengan Libanon. Di sebelah Libanon, ada Yordania. Di sebelahnya lagi ada Irak, berbatasan dengan Turki.

Dengan kondisi seperti ini, yang bisa dilakukan oleh Khilafah, tentu tidak mungkin melawan kekuatan AS, Rusia dan sekutunya itu sendiri, terlebih para penguasa wilayah di sekelilingnya adalah agen AS dan Inggris. Maka, Khilafah bisa menyatukan Yordania dan Libanon terlebih dulu. Caranya dengan memanfaatkan kekuatan dan pengaruh kaum Muslim, khususnya Hizbut Tahrir dan ahlu al-halli wa al-aqdi di kawasan tersebut. Ketika Suriah, Yordania dan Libanon berhasil disatukan, maka tidak mustahil Irak, Turki, Mesir dan Pakistan juga bisa. Khalifah juga akan menyerukan kepada seluruh kaum Muslim di seluruh dunia untuk segera bergabung dengan Khilafah, dengan memberikan bai’at tha’at kepadanya. Setelah itu, mereka harus bahu-membahu memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh Khilafah untuk melawan musuh-musuhnya. Karena Khilafah ini adalah negara mereka. Tentang strategi perang ini, Amir Hizbut Tahrir saat ini, al-‘Alim ‘Atha’ Abu Rusythah telah mengulas dalam tulisannya di tahun 90-an abad lalu.

Jika ini terjadi, maka Perang Salib ini akan mengulangi peristiwa Perang Ahzab, di mana pasukan kaum Muslim yang dipimpin oleh Nabi SAW saat itu dikepung oleh pasukan koalisi yang terdiri dari kafir Quraisy, Yahudi dan munafik. Persis sama seperti saat ini. AS, Rusia dan sekutunya seperti kafir Quraisy saat itu, sementara Yahudi, sejak tahun 1948 sudah ditanamkan di wilayah itu, dan kaum munafik tampak para para penguasa Turki, Iran, Yordania, dan lain-lain. Dengan izin dan pertolongan Allah, pasukan koalisi kaum kafir, Yahudi dan munafik ini pun akan kembali dikalahkan oleh Jaisy Muhammad SAW (pasukan Muhammad saw), tentara Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah yang kedua. Wallahu a’lam.