Wednesday, January 16, 2013

Ustadz Rokhmat S. Labib: Insya Allah, Khilafah Tak Lama Lagi!


Tahun 2012, selain masih diselubungi dengan aneka ragam persoalan yang membelit negeri ini dan berbagai negeri Muslim di belahan Dunia Islam, sesungguhnya menyimpan harapan dan optimisme bagi kaum Muslim. Optimisme itu ditandai antara lain makin merosotkan Kapitalisme-liberalisme, dan makin menguatnya kesadaran kaum Muslim untuk diatur dengan ideologi dan sistem Islam. Bahkan wacana syariah dan Khilafah makin luas diterima oleh banyak kalangan Muslim.

Pertanyaannya: Kapan Khilafah tegak? Apa pula peran yang harus dimainkan oleh umat demi mempercepat berdirinya Khilafah? Bagaimana pula peran strategis Hizbut Tahrir, termasuk di Indonesia, sebagai satu-satunya gerakan yang paling menonjol dalam mengusung penting dan wajibnya umat ini menegakkan syariah dan Khilafah? Itulah beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Ustadz Rakhmat S. Labib, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia dalam wawancara dengan Redaksi kali ini. Berikut petikannya.

Hal-hal strategis apa yang seharusnya diwujudkan di tengah-tengah umat?

Pertama: adanya pemahaman yang benar dan sempurna tentang Islam. Benar dalam pengertian tidak tercampur dengan berbagai ide selain Islam. Sempurna artinya memahami totalitas Islam,syumûliyyah al-Islâm. Islam harus dipahami sebagai dîn yang mengatur seluruh aspek kehidupan yang wajib diterapkan, bukan agama yang hanya mengatur aspek ritual dan moral seperti agama-agama lain.

Ketika pemahaman ini dimiliki, umat akan menolak penerapan semua hukum dan ide selain Islam. Umat juga akan menuntut ketika ada sebagian syariah yang ditinggalkan dan diabaikan.

Ini merupakan perkara strategis yang pertama kali harus diwujudkan di tengah umat sebelum lainnya. Ketika ini sudah dimiliki, akan mudah bagi umat untuk menentukan arah dan langkah perjuangan. Tidak mudah dibelokkan, dibajak, atau disibukkan oleh berbagai PR yang dibuat kaum kafir.

Selain itu?

Kedua: adanya sikap yang melepaskan segala keterikatan dengan Barat. Umat harus membuang jauh semua ideologi, pemikiran, hukum dan peradaban Barat. Sebab, semua itu adalah kufur, bertolak belakang dengan Islam. Semua ide itu menjadi biang penyebab umat ini sulit bangkit dan sebaliknya umat justru mudah didominasi, diintervensi dan dijajah Barat.

Umat juga harus menempatkan Barat yang kafir itu sebagai musuh, bukan sahabat apalagi tuan yang ditaati perintahnya. Sebab, mereka bukan hanya tidak ridha dengan Islam, namun telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi Islam dan umatnya. Mereka pula yang menghancurkan Khilafah, mendirikan negara-negara bangsa di atas wilayahnya, dan menghalangi umat bersatu. Sebab, mereka tahu benar, jika umat bersatu, akan sulit dikalahkan.

Berarti persatuan umat menjadi perkara yang penting diwujudkan?

Ya, benar. Harus diwujudkan di tengah umat adalah kesadaran bahwa mereka adalah umat yang satu. Umat ini dipersatukan oleh akidah yang sama, hukum yang sama, dan negara yang satu. Ketika kesadaran ini ada di tengah-tengah umat, maka akan mudah umat ini bersatu kembali. Ketika ini terjadi, umat ini menjadi yang kuat dan besar. Negerinya juga membentang luas, dari Maroko hingga Merauke dengan kekayaan alam yang melimpah-ruah. Oleh karena itu, semua sekat yang menghalangi terwujudnya pesatuan umat harus dihilangkan.

Ada lagi hal strategis yang harus diwujudkan?

Ada. Ini justru yang paling penting dan mendesak, yakni tegaknya Khilafah. Ini merupakan perkara paling strategis yang wajib diwujudkan di tengah-tengah umat. Dengan tegaknya Khilafah, Islam bisa diberlakukan secara total, dan umat Islam sebagai umat yang satu benar-benar dapat diwujudkan. Dalam Khilafah umat berada dalam naungan satu pemerintahan dan kepemimpinan. Dengan Khilafah pula, penjajahan Barat atas negeri-negeri Islam dapat dienyahkan. Israel yang berpuluh tahun merampas tanah Palestina dapat dihapuskan. Juga dengan Khilafah, umat dapat terpelihara akidah dan pemikirannya, terlindungi darah dan kehormatannya, dan terjaga harta dan negeri-negerinya.

Melihat kondisi umat selama 2012, sejauh mana realisasi hal-hal strategis itu di tengah umat?

Alhamdulillah, hal-hal strategis itu terus mengalami peningkatan. Pemahaman umat yang benar dan sempurna tentang Islam terus membaik. Islam tidak lagi dipandang sebagai agama ritual.

Umat juga sudah muak terhadap sosialisme, sekularisme dan kapitalisme. Umat juga sudah menolak pluralisme dan liberalisme. Mereka juga sudah tidak terpesona dengan demokrasi. Bahkan banyak yang pesimis dan tak lagi percaya. Sebaliknya, keinginan terhadap penerapan hukum Islam semakin luas.
Kesadaran sebagai umat yang satu juga terus membaik. Ketika Musim Rohingya dibantai rezim Budha Myanmar, umat Islam di berbagai negara segera bereaksi. Demikian pula ketika Gaza diserang Israel, rakyat Suriah dibunuhi oleh rezim Basyar Asad, dan lain-lain.

Khilafah memang belum tegak, namun insya Allah tidak akan lama lagi. Jatuhnya rezim-rezim tiran dan diktator di Timur Tengah oleh perlawanan rakyatnya sendiri adalah di antara tanda yang sangat jelas. Pasca revolusi itu, dakwah menjadi lebih leluasa. Kebobrokan para penguasa yang menjadi antek dan boneka Barat kian terbuka. Umat telah kehilangan rasa takut terhadap penguasanya sekalipun para penguasa itu menggunakan tindakan represif, kejam dan bengis. Inilah yang kini terjadi di Suriah. Tindakan kejam dan sadis yang dilakukan Basyar Asad sama sekali tidak mengakibatkan rakyatnya takut dan berhenti. Semua itu justru menjadi minyak yang memperbesar bara perlawanan terhadapnya.

Apa peran strategis Hizbut Tahrir di tengah umat?

Sejak awal didirikan, Hizbut Tahrir dideklarasikan sebagai partai politik Islam. Maka dari itu, peran Hizb tidak akan keluar sebagai partai politik. Partai yang benar-benar peduli terhadap pengaturan dan pengelolaan urusan umat.

Telah maklum, umat ini telah lama miskin, terpuruk dan menderita. Mereka ingin terbebas dari semua keadaan itu. Mereka juga sudah memberikan kepercayaan kepada sejumlah tokoh dan partai yang menjanjikan perubahan. Namun, semuanya selalu berakhir dengan kekecewaan. Sebab, perubahan yang dijanjikan tak kunjung menjadi kenyataan. Sebaliknya, keadaannya bertambah parah.

Di sinilah Hizb datang untuk memberikan jawaban. Hizb menjelaskan kepada umat tentang akar penyebab realitas buruk itu beserta solusinya. Bahwa semua itu terjadi karena penerapan sistem bobrok, yakni sistem yang dihasilkan dari hawa nafsu manusia, seperti kapitalisme, liberalisme dan demokrasi. Solusi atas semua persoalan itu adalah Islam dengan syariah dan Khilafahnya. Inilah satu-satunya sistem yang absah secara syar’i dan mendatangkan rahmat.

Bagaimana Hizb melaksanakan peran strategis itu?

Untuk melakukan peran itu, diperlukan adanya partai politik kuat. Bukan hanya dalam aspek fikrah dan thariqah-nya, namun juga SDM yang menjadi pelaku dalam perjuangan tersebut. Oleh karena itu, Hizb terus-menerus melakukan pembinaan intensif kepada para para pejuang syariah dan Khilafah. Dalam dakwah kita, ini disebut sebagai al-tatsqîf, pembinaan.

Hizb pun terus menggencarkan dakwah di tengah umat agar ide-ide yang yang diperjuangkan menjadi opini umum. Hizb terus menyebarkan pemahaman Islam yang benar dan sempurna, mengarahkan sikap agar melepaskan keterkaitan dengan Barat, memberikan kesadaran tentang persatuan umat, dan menyiapkan umat untuk menyongsong tegaknya Khilafah. Bahkan mereka bersatu menuntut tegaknya Khilafah. Ini yang kita sebut sebagai at-tafâ’ul ma’a al-ummah,berinteraksi dengan umat.

Sebagaimana dicontohkan Nabi saw., Hizb juga melakukan thalab an-nushrah, mencari pertolongan dari kalangan ahl al-quwwah, orang-orang yang memiliki kekuatan riil di tengah umat. Merekalah yang akan mengambil kekuasaan untuk diproklamirkan tegaknya Khilafah.

Selama 2012 kemarin, apa aktivitas Hizb yang menonjol?

Secara aktivitas tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang mungkin berbeda adalah penekanan pada beberapa tema tertentu. Ada yang sifatnya tentatif karena kejadiannya mendadak dan harus segera mendapat respon. Akan tetapi, semua isu bermuara pada urgensi adanya Khilafah.

Ketika Rasulullah saw. dihina dalam film Innocence of Muslims kita segera mengadakan aksi di berbagai kota. Kita mengecam tindakan tersebut, pelakunya dan Amerika yang melindunginya, seraya menegaskan bahwa penghinaan itu terus berulang karena tiadanya Khilafah.

Ketika Muslim Rohingya dibantai dan Gaza diserbu, kita juga meresponnya. Kita mengecam semua tindakan itu beserta pelakunya, sekaligus mengingatkan bahwa tindakan brutal itu juga terjadi karena umat tidak memiliki junnah, perisai, yakni Khilafah.

Ada yang bersifat terencana dan lebih mendalam?

Ada. Tahun lalu kita banyak menyorot soal ekonomi, terutama tentang pengelolaan kekayaan alam yang carut marut. Kita mengkritisi adanya realitas yang paradoks, yakni melimpahnya kekayaan alam di negeri ini, namun sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan. Negaranya juga memiliki yang amat besar dan terus bertambah setiap tahun.

Kita berusaha menjelaskan kepada umat bahwa semua itu berpangkal pada penerapan sistem Kapitalisme-Liberalisme yang bobrok. Sistem inilah yang menyebabkan kekayaan alam jatuh ke tangan swasta asing.
Selain menunjukkan kebobrokannya, kita juga menyodorkan solusinya. Ini penting mengingat sesungguhnya sudah banyak yang melakukan krtik terhadapnya, namun tanpa solusi yang benar. Kita juga memberikan solusinya, Islam. Kita tunjukkan kepada umat, kekayaan berlimpah itu akan benar-benar dirasakan umat ketika dikelola dengan sistem Islam.

Ini kita ekspos dalam berbagai kegiatan publik seperti diskusi, seminar, tabligh akbar, dan lain-lain. Secara khusus kita beberkan dalam Konferensi Tokoh Umat yang kita selenggarakan di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia. Tema yang kita ambil adalah: Khilafah, Model Terbaik Negara yang menyejahterakan.
Tema yang kurang lebih sama juga kita angkat dalam Liqa’ Syawal Ulama yang diadakan lebih dari tiga puluh kota dan dihadiri oleh puluhan ribu ulama.

Capaian apa saja yang sudah bisa direalisasi?

Alhamdulillah, umat semakin paham terhadap totalitas Islam. Umat semakin percaya terhadap kehandalan sistem Islam. Penolakan mereka terhadap kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain semakin kuat dan berargumen. Ini dibuktikan dengan komentar-komentar  mereka yang hadir dalam forum-forum yang kita adakan.

Khusus untuk para tokoh, terutama yang hadir dalam KTU, kita berharap tidak hanya berhenti pada para tokoh, namun juga menular kepada semua muhibbin mereka.

Apa agenda Hizb ke depan, khususnya di tahun 2013?

Aktivitas dakwah di tengah umat terus kita gencarkan. Berbagai isu-isu yang mencerdaskan umat juga akan kita bahas. Jika pada tahun 2012 kemarin kita banyak mengangkat isu ekonomi, maka pada tahun 2013 kita akan lebih banyak mengangkat isu-isu politik dan pemerintahan. Jika dalam sektor ekonomi, liberalisme menjadi biang penyebabnya, maka dalam sektor politik dan pemerintahan, sistem demokrasi adalah menjadi biangnya. Dengan demikian, pemahaman tentang bobroknya ideologi kufur buatan manusia makin sempurna.

Akankah mengadakan kegiatan seperti Konferensi Tokoh Umat seperti tahun lalu?

Ya, insya Allah. Namun, skalanya kita perluas, jumlahnya juga kita tambah. Jika dalam KTU hanya melibatkan tokoh umat yang jumlahnya tidak banyak, pada konferensi yang akan kita adakan tahun 2013 akan melibatkan seluruh umat. Konferensi yang akan kita adakan ini bernamaMuktamar Khilafah. Tema yang kita angkat adalah Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah.Kegiatan ini akan diselenggarakan di Jakarta dan kota besar lainnya, mulai dari Aceh hingga Papua.

Apa harapan Ustadz?

Kita berharap dukungan dan partispasi dari seluruh umat dalam kegiatan tersebut. Seluruh umat layak terlibat karena yang diperjuangkan, yakni Khilafah juga untuk seluruh umat; bukan untuk kelompok, golongan, atau bangsa tertentu.

Kita juga berharap muktamar ini dapat menggelorakan umat dalam perjuangan menegakkan Khilafah. Semoga ini merupakan konferensi Khilafah terakhir, atau bahkan tak perlu diadakan karena Khilafah tegak terlebih dulu. Namun, apa pun yang terjadi, kewajiban kita adalah berjuang untuk menegakkannya. Dengan perjuangan ituah kita patut berharap mendapat pahala, surga dan ridha-Nya. []

0 komentar:

Post a Comment